Kamis, 25 April 2013

MIRAS = PINTU MASUK JURANG NARKOBA

eeshape.com

Pernah nggak kita renungkan…ketika mendengar kata miras, yang ada di benak kita adalah minuman yang mengandung alkohol dan bisa membuat orang mabuk. Titik. Kesannya biasa saja ya..nggak ada kesan menakutkan apalagi sampai membuat bulu kuduk kita berdiri. Bandingkan ketika kita mendengar kata narkoba..wooww..yang ada di pikiran kita pasti barang haram, bisa bikin sakaw, kecanduan, dipenjara, dan bahkan mati sia-sia. Mendadak begidik dan merasa serem..
Ya..itulah sedikit gambaran bagaimana kesan masyarakat terhadap miras dan narkoba. Kalau bahasa gaulnya, miras tuh kalah pamor dengan narkoba hehee..gimana nggak kalah ? selama ini yang diperangi oleh masyarakat dan pemerintah tak lain adalah narkoba. Dengan slogannya “Narkoba pembunuh nomor satu” atau “say no to drugs” pastinya membuat narkoba semakin ditakuti donk…sedangkan miras ??? hmm..kayaknya baru H. Rhoma Irama aja deh yang berkampanye tentang bahaya miras lewat lagunya Mirasantika..selebihnya hampir tidak terlihat bendera perang terhadap miras dikibarkan.
Kok bisa yaaa ???
Banyak faktor yang menyebabkan kenapa miras masih dianggap “biasa” oleh masyarakat. Diantaranya nih :
1.       Longgarnya peraturan negara yang mengatur tentang peredaran miras (Permendagri No.11/M-DAG-PER/3/2012). Sehingga begitu mudahnya masyarakat (terutama kaum remaja) untuk memperolehnya. Lihat saja, di beberapa swalayan, minimarket dan supermarket terkenal dengan leluasa menjual miras.
2.       Budaya sebagian masyarakat kita yang menganggap bahwa miras adalah minuman tradisional yang harus dilestarikan. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai obat. Contohnya di Bali yang memiliki tuak wayah, di sumatera utara ada tuak (susu putih), dll. Di satu kasus yang saya temui, ketika bertanya pada laki-laki yang minum miras, secara mengejutkan dia menjawab bahwa miras itulah yang membuat badannya hangat sehingga penyakit asma nya tidak kambuh, meski secara medis kurang bisa dipertanggungjawabkan.
3.       “Bangga” nya masyarakat kita dengan miras atau bahan miras..buktinya nih..banyak saya temui tempat nongkrong anak muda (baca:kafe) yang di dalam daftar menu nya menggunakan istilah miras dan minol. Contohnya : rhoem latte, mocachino beer, dll. Meski hanya istilah (minuman sesungguhnya bukan miras/minol) tapi ini bisa menjadi sebuah pencitraan, bahwa dengan dengan istilah miras/minol maka akan laris atau diminati pembeli. Contoh lainnya, pernah denger bir plethok kan ? itu tak lain minuman tradisional dari Betawi..meski memakai nama bir, tapi ternyata jauh dari bahan alkohol kok..
4.       Minimnya sosialisasi tentang bahaya miras/minol yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat. Lihat saja, didalam setiap kegiatan yang menggunakan dana APBD sama sekali tidak dianggarkan kegiatan untuk sosialisasi bahaya miras/minol, yang ada adalah anggaran untuk kegiatan sosialisasi bahaya narkoba.
5.       Kurangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya miras.
Nah..dari lima faktor tadi udah bisa dibayangkan kan, betapa masih rendahnya sensitivitas masyarakat dan pemerintah terhadap bahaya miras. Padahal nih, kalau mau ditelusuri, saya berani katakan bahwa miras adalah PINTU MASUK JURANG NARKOBA loh ! Miras juga bisa menjadi awal kejahatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain (lingkungan). Belum lagi zat-zat yang terkandung didalamnya, secara kesehatan sangat berbahaya. Nah lo..serem kan !

Wah..ketika menulis ini, baru tersadar, bulu kuduk saya berdiri…bagaimana miras telah berkontribusi besar merusak generasi bangsa kita. Khususnya remaja yang notabene masih berada dalam tahap “pencarian jati diri” tentunya menjadi rawan terperosok dalam bahayanya, sebab pada masa ini remaja menjadi labil dan kerap dengan mudah terbawa arus lingkungannya. Bisa dibayangkan, ketika miras ini beredar dengan bebas dan tanpa kendali, tentu akan lebih besar peluangnya untuk merusak pribadi remaja-remaja negeri ini…
suarapembaruan.com
Rasanya, sudah saatnya disegerakan perhatian khusus dari pemerintah untuk mendukung gerakan anti miras ini dengan membuat dan mengesahkan UU anti miras. Penegakan hukum terhadap penyalahgunaan peraturan tentang miras juga harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Gerakan-gerakan kampanye/sosialisasi tentang bahaya miras juga sudah selayaknya didukung oleh pemerintah, agar masyarakat bisa melek pengetahuan dan informasi tentang bahaya miras sehingga kewaspadaan akan meningkat.
Namun, upaya pemerintah tanpa dukungan dari masyarakat juga kurang maksimal. Masyarakat diharapkan juga dapat pro aktif dalam hal ini. Upayanya dengan menyatukan pemikiran yaitu anti miras dengan langkah konkrit seperti melaporkan/mengajukan pengaduan ke pihak yang berwenang jika menjumpai hal-hal berkaitan dengan miras dan melawan hukum, meningkatkan kewaspadaan diri masing-masing, turut menyebarkan informasi dan pengetahuan tentang bahaya miras, serta membentengi diri dengan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
So, yuk kita kibarkan bendera perang terhadap miras…MARI HIDUP SEHAT DAN JADI GENERASI MUDA BANGSA TANPA MIRAS !!!

Kamis, 18 April 2013

Esha..special one of me

akhirnya, baru bisa posting cerita setelah melahirkan tanggal 2 april 2013 kemarin...alhamdulillah dilalui dengan operasi caesar karena kelahiran dua anakku sebelumnya juga caesar dan jarak antara anak kedua dan ketiga juga cukup dekat (20 bulan) dokter pun memutuskan caesar (lagi) :)

alhamdulillah..dikaruniai jagoan lagi hehee..pas seperti apa yang diinginkan ayahnya..nggak tau kenapa begitu tau baby-nya laki-laki excited-nya lebih-lebih...katanya kalo laki-laki itu bikin dia bangga lahir batin *halah*..padahal bertentangan banget dengan prinsipku...kesannya kok patriarkhi banget !

tapi yang namanya anak yaaa...laki-laki atau perempuan tetep yang tersayang dunk ah...semua istimewa !

Terlahir tanpa didampingi ayahnya dengan berat 3 kilo dengan panjang 51 senti...meski sedikit ada accident yang nggak mengenakkan tapi alhamdulillah semuanya bisa terlewati dengan lancar..

jadiii nih...beberapa jam setelah lahir, si adek nafasnya sesak dan nggak mau minum susu pake dodot..plus penanganan RS yang nggak steril+bagus alhasil anakku kondisinya makin parah..bahkan beratnya bisa turun drastis hingga 2,5 kilo !

Kenapa aku bilang nggak steril ? secara, ruang nursery tu yaaa logikanya kan bersih, tertutup, nggak semua orang bisa masuk daaaannn selalu ada suster yang standby di ruangan...laaahh ini..bisa-bisanya ruang bayi tuh terbuka lebar untuk umum, tanpa lepas alas kaki dan pengamanan yang lainnya...yang kubayangkan selain akan banyak virus+bakteri menyerang new born, gimana kalo ada orang berniat jahat untuk mengambil bayi-bayi yang ada di ruangan ?! Laaahh kesempatan itu sangat mudah didapat oleh para penculik bayi loh ! orang ruangannya nggak ada yang jagain...paling banter susternya nengok bayinya pas jam-jam minum susu atau jam-jam mandi atau kalau keluarga bayi melapor bahwa bayinya pup atau gumoh atau nangis...ckckckckck *tutupmata*

Tanpa babibu lagi...langsung deh aku rujuk anakku ke RS di Medan yang lebih baik...waktu itu aku minta anakku dinaikkan ambulans, dengan harapan perjalanan menuju RS di Medan kan 2 jam lebih anakku bisa mendapat perawatan medis melalui fasilitas medis yang ada di ambulans...kenyataannya ??? Ya Allah...anakku sama sekali nggak mendapat bantuan oksigen, infus, dan parahnya lagi yang mengantar anakku bukan suster atau tenaga medis tapi pegawai administrasinya ! Bisa ditebak,,sampai RS rujukan anakku kondisinya sangat kekurangan cairan...

Tapi alhamdulillah...setiba di RS rujukan anakku langsung mendapat penanganan yang serius dan intensif. Dari UGD langsung masuk ICU Baby dengan kontrol medis yang baik. 24 jam berada di ICU Baby...anakku pun dipindah ke ruang perawatan bayi biasa...alhamdulillah...dan selama seminggu terus membaik dan membaik...

Dokter bilang, anakku ada radang paru sehingga sesak dan gak bisa minum susu dari botol (harus melalui selang)...syukurlah cepat tertangani sehingga anakku pun berangsur sembuh dan paru-parunya pun membaik dan bekerja sempurna...dan dia juga udah bisa minum susu dari dot dan ASI meski gak eksklusif...

Pelajaran yang sangat berharga sekaligus ujian yang luar biasa bagiku sebagai ibu...semua ini membuatku semakin sayang sama anakku...

pada akhirnya aku juga nggak menyalahkan siapa pun...karena memikirkan sehatnya anakku kembali itu jauh lebih penting...

Tapi ada beberapa hal yang jadi kilas balik buatku dan semoga bermanfaat untuk teman-teman yang sedang atau akan hamil...

pertama : jangan pernah sok-sok jaga berat badan ya saat hamil...makan aja semuaaaa yang sehat dan bergizi meski resikonya tubuh jadi melar gak kira-kira heheee

kedua : hindari kopi dan kawan-kawannya yaaa...kalo pengen lebih baik di rem dulu...ingat bahwa semua pengorbanan kita adalah untuk bayi yang ada dalam perut kita :)

ketiga : batasin aktifitas yaaa...jangan terlalu diforsir...aktifitas tapi jangan berlebihan...lebih baik perbanyak berinteraksi dengan kehamilan kita aja...

keempat : tentu saja, jaga emosional kita...banyak berpikir rileks dan positif...dan berdoa

kelima : kalo dikasi vitamin atau apapun sama dokter ya diminum...jangan malas-malasan :P

tau nggak...lima poin itulah yang selama kehamilan ketiga-ku ini terjadi ! dan karena aku sayang ibu-ibu hamil..jadi jangan ditiru yaaaaa :))

memang situasi dan kondisi juga yang membuat aku kurang "savety" di kehamilan ketiga-ku ini...suami yang nun jauh disana (bogor), jadwal perkuliahan yang semakin ketat dengan jarak tempuh yang cukup jauh, volume pekerjaan di kantor yang bikin lelah, belum lagi ngurus dua anakku lainnya...sementara yang nomor dua masih usia 1 tahunan...masih butuh banget perhatian aku...

hmmm...alhamdulillah saat ini my baby semakin sehat kok...at last kunamai dia Muhammad Mahesha Al Ghaniy Mimboro....artinya yang kuasa dan yang kaya....untuk kebaikan tentunya...insyaAllah...amiiinnn :)