Sabtu, 11 Agustus 2012

dibalik sebutan ibu,,,

ibu adalah sebutan paling mulia untuk seorang perempuan. saya tak peduli apakah ia pernah melahirkan atau tidak, sebab buat saya menjadi ibu tak harus melahirkan...saya juga tak mau tahu apakah ia bekerja atau tidak,,,ibu ya tetaplah ibu...bahkan saya juga tak protes ketika pelacur pun dipanggil ibu oleh anaknya...
tapi saya nggak setuju kalau ibu disebut dengan profesi apalagi disamakan dengan pekerjaan lainnya...buat saya ibu adalah anugerah dan bukan profesi. ibu bekerja tetaplah ibu...dan ibu tidak bekerja juga tetaplah ibu...saya hanya sedikit bertanya-tanya ketika ada yg mempertentangkan hal itu...label ibu bekerja dan ibu rumah tangga tak ubahnya lelucon yang salah kaprah...bahkan kata 'ibu' sendiri tak lebih dari aplikasi semiotika semata...sebab tak salah jika saya panggil ibu saya mama, atau anak saya panggil saya bunda, dan teman saya panggil ibunya ine, atau sahabat saya panggil ibunya emak...ternyata label bukanlah apa-apa...tapi makna dibalik ibu itulah yang harus saya muliakan...
ibu saya tidak bekerja dan saya sangat menghormati beliau...dan saya seorang ibu yang bekerja dan ternyata ibu saya juga sangat menghargai saya...begitu sederhananya menciptakan keselarasan hidup ya...saling menghormati dan menghargai sepertinya bukan hal yang sulit-jika kita mau-
jika berbicara perempuan maka berbicara kesetaraan jender..dan ini yang membuat manusia suka salah dalam mengartikannya-termasuk saya-tapi itu dulu, sekarang saya paham bahwa kesetaraan atau pada era orde baru dikasi judul emansipasi bukan dimaknai secara kasat mata tapi lebih pada menempatkan perempuan di tempat yang lebih terhormat. meski benar adanya laki-laki adalah imam -dalam agama saya- tapi perempuan bukan berarti diperlakukan rendahan..trafficking case, KDRT, pelecehan seksual, marginalisasi, stereotip mungkin menjadi trending topic di dalm kajian jender...at last bukan berarti kesetaraan diartikan perempuan harus memasang genteng, jadi kuli bangunan, jadi tukang becak, jadi sopir angkot yang notabene dikuasai oleh laki-laki...meski pada prinsipnya perempuan juga punya kemampuan untuk itu...tapi lebih pada bagaimana perempuan punya rasa aman saat beraktifitas, perempuan punya suara, perempuan berhak tampil, perempuan berhak pintar, perempuan berhak sehat...hal yang harus digarisbawahi adalah kesetaraan bukan menolak kodrat...kodrat perempuan sebagai seorang ibu dan istri tetap berada di jalur yang tidak mungkin saya dustakan...seperti koin yang punya dua sisi berbeda...
anyway...berbahagia dan berbanggalah menjadi seorang perempuan yang punya sebutan ibu...karena -again- ibu adalah sebutan yang paling mulia bagi perempuan...
saya menghormati ibu tidak bekerja dan saya juga menghargai ibu yang bekerja...:-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar