Hmm..dulu
waktu aku belum tahu banyak tentang HIV-AIDS, stigma yang ada dalam otakku tak
lain adalah serem, menjijikkan, sakit yang teramat sangat, dan ketiadaan masa
depan bagi pengidapnya. Kubayangkan, betapa hancurnya hidup mereka, seolah tak
ada lagi celah untuk hal kebaikan bagi mereka. Kubayangkan juga, mereka yang
terinveksi HIV-AIDS sudah pasti mereka dengan kehidupan yang kelam. Tak kan
jauh dari dunia narkoba, seks bebas, dunia gemerlap malam, keluarga yang broken home, anak jalanan…ah, selebihnya
tak mampu lagi aku membayangkannya terus dan terus…
Meski
demikian, ada juga rasa ingin tahuku lebih jauh tentang HIV-AIDS ini. Awalnya, aku
cuma ingin sekali melihat langsung, seperti apa sih orang yang mengidap
HIV-AIDS ini. Begitu ada kesempatan ikut seminar tentang Perempuan dan AIDS,
aku pun tak menyia-nyiakannya. Ketika itu aku masih kuliah S1 semester tiga.
Jujur aja, ketertarikanku pada waktu itu karena salah satu pembicaranya adalah
mbak Nurul Arifin dan menampilkan juga narasumber seoeang perempuan pengidap
HIV-AIDS. Kala itu, sudah terbayang, perempuan pengidap AIDS itu pasti kurus
kering dan lemah tak berdaya. Hhh..sempat ragu dan begidik datang ke acara
seminar itu.
Beberapa
saat menunggu, maka acara pun dimulai. Di depan, aku lihat mbak Nurul Arifin
begitu nampak cantik dan smart. Disampingnya ada beberapa aktivis perempuan,
dan disampingnya lagi ada seorang perempuan tak kalah cantik.Rambutnya tersisir
rapi dengan senyum selalu menghiasi wajahnya. Artis juga kah dia ?
Ketika
mc ngenalin satu per satu..ooohh My God ! perempuan cantik itu adalah ODHA !
antara percaya tak percaya, but she’s really ODHA temans ! seketika buyarlah
penampakan-penampakan serem nan menakutkan tentang ODHA yang selama ini
bersarang dan mengendap di otakku. Ternyata yang kulihat langsung di acara
seminar tersebut adalah ODHA yang cantik, enerjik, anggun dan smart. Sumpah,
kagum tiada tara waktu itu !
Tapiiii,
pertanyaannya kenapa ya selama ini ODHA digambarkan dengan manusia yang kurus
kering, seperti tinggal tulang belulang, bermasa depan suram serta berujung
pada kematian yang tragis ?
Setelah
aku membaca disini dan mengingat-ingat kembali
tentang pengalamanku pertama kali melihat ODHA, hmm rasanya aku semakin yakin
bahwa ODHA memang berhak sehat !
Anyway
temans…ternyata ODHA juga bisa hidup normal seperti kita loh..mereka juga masih
punya masa depan yang bisa diraih dengan usaha dan semangat mereka sendiri.
ODHA bisa dan punya hak untuk sehat, memperoleh pendidikan, bekerja,
beraktifitas dan berkarya serta berprestasi.
Memang
sih, tidak semua orang yang bisa menerima ODHA di tengah-tengah kehidupan kita.
Rasa enggan dan canggung untuk berhadapan dengan ODHA sebenarnya justru menjadi
stereotip yang memarginalkan ODHA secara tidak langsung. Dan tau nggak, hal itu
adalah merupakan tantangan terberat lo bagi ODHA selain merasakan sakit AIDS
itu sendiri. Sangsi sosial dan stigma negatif yang berkembang di masyarakat menjadi
kendala terbesar bagi ODHA untuk bisa hidup sehat dan normal laiknya mereka
yang bukan ODHA.
Karena
itulah, hal yang paling mungkin dilakukan untuk membantu ODHA adalah melalui
keluarga dan orang-orang terdekat ODHA itu sendiri. Tak dipungkiri, keluarga
dan orang terdekat adalah tempat ODHA menyandarkan harapan untuk mengejar masa
depannya. Rasa kasih dan empati yang tulus sangat diperlukan ODHA dalam
menjalani hidupnya. Meski hal itu bukan dimaknai dengan mengasihani yaaa..tapi
lebih memberi dukungan bahwa ODHA juga berhak hidup dan bermasa depan ! Tak
perlu terlalu muluk, cukup dengan “memanusiakan” mereka, maka mereka akan mampu
tersenyum melihat dunia karena merasa dihargai, merasa dianggap, dan merasa
diterima oleh masyarakat.
Jadi
nih..rasanya terlalu naïf kalau kita selalu menganggap ODHA tak ubahnya “mayat
hidup”. Kutegaskan lagi yaaa temans…bahwa ODHA yang serem seperti bayangan kita
itu tak lain adalah ODHA yang tak berdaya dengan penghakiman sosial dan
terpuruk sehingga tak memiliki daya untuk bangkit dan sembuh. But, tak semua
ODHA seperti itu. Kini sudah banyak ODHA yang mampu melawan segala macam
stereotip dan diskriminasi dan sukses mematahkan stigma negatif yang selama ini
berkembang di masyarakat. Eits, tentu saja itu juga karena dukungan keluarga,
orang-orang terdekat dan teman-teman yang peduli dengan HIV-AIDS seperti disini.
Kalau
aku bisa ambil benang merahnya, barangkali pengetahuan dan informasi yang tepat
mengenai HIV-AIDS adalah hal utama yang bisa dan mampu merubah stigma negatif
masyarakat selama ini. Pengetahuan dan informasi yang tepat menjadi sesuatu
yang yang sangat penting, karena disana lah kita tahu banyak dan mendalam
tentang HIV-AIDS secara tepat dan benar. Saran aku sih, sebaiknya hindari
informasi yang setengah-setengah, karena justru akan memicu kesalahpahaman dan
kerancuan informasi sehingga menjadi nggak efektif. Nah, untuk hal ini aku
rekomendasiin deh temans membuka dan membaca banyak di www.ODHAberhaksehat.org
hehee..karena disini akan banyak info penting untuk temans ketahui seputar
HIV-AIDS, mulai dari apa itu HIV-AIDS, siapa itu ODHA, bagaimana ciri-cirinya,
apa penyebabnya, bagaimana penularannya, serta pembahasan dari semua sisi kehidupan.
Disini kita juga bisa sharing dan sama-sama belajar dengan teman-teman lainnya
untuk peduli dengan ODHA dan sebagai upaya membentengi diri agar terhindar dari
virus yang jahat ini. Hmm…sangat bermanfaat sekali dunk !
Hmm..temans..rasanya
bukan lagi saatnya kita sekarang memikirkan siapa yang salah dan menghakimi mereka
yang terkena HIV-AIDS. Sebab aku percaya, bahwa tidak akan ada satu orang pun
yang menginginkan dirinya terinfeksi HIV-AIDS. Bahkan, sejatinya tidak ada satu
pun yang berharap hidupnya berada dalam kesulitan. Semua manusia ingin hidup
bahagia dan hidup positif lahir dan batin. Tapi, kita juga harus menyadari
bahwa kadangkala hidup tidak berjalan seperti apa yang kita inginkan. Satu hal
yang harus kita yakini, bahwa Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu yang
sia-sia. Artinya, ada hikmah yang terselip dibalik semua kisah hidup, tinggal
bagaimana kita menyikapinya, apakah mau menyikapi dengan positif atau negatif.
Manusia tidak ada yang tercipta dengan sempurna. Tapi justru dengan
ketidaksempurnaan itu, manusia harusnya saling mengisi dan peduli satu dengan
yang lainnya..
Yang
harus kita perbuat sekarang adalah berempati dan mendukung ODHA dengan tulus.
Lakukan dengan hal yang terkecil, misalnya dengan mengkampanyekan tentang
hak-hak ODHA, memberi informasi yang tepat tentang HIV-AIDS, menghapus stigma
negatif kepada ODHA, atau dengan membentengi diri sendiri dari penyakit ini. At
least..temans udah punya kepedulian terhadap ODHA loh…
Temans..gak
harus dokter, aktivis, orang berpendidikan tinggi, atau penulis lo yang bisa
peduli dengan ODHA..siapapun kita..terutama nih kaum muda..bisa berpartisipasi
dan peduli dengan ODHA. Berbagi informasi dan pengetahuan dari sisi manapun
akan sangat membantu membuka wawasan kita dan yang lainnya.
Temans..kalau
bukan kita yang peduli, maka siapa lagi ? ODHA adalah sahabat dan saudara kita
juga loh…kepedulian kita terhadap mereka akan menjadi tonggak asa bagi mereka
untuk sembuh dan meraih masa depan lebih baik. Tidakkah kita bahagia ketika kita
bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk manusia lainnya ?!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar