Jumat, 04 Januari 2013

Stop Stigma Negatif Kondom !


MENEROPONG MASYARAKAT INDONESIA

SOSIAL BUDAYA
Add caption
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam budaya dan kehidupan. Di dalamnya, terdapat struktur masyarakat yang bersifat heterogen, sehingga menjadi tidak mudah untuk menghadapi situasi dan kondisi yang ada. Konflik cenderung tinggi tingkatannya, meskipun pada beberapa bagian kekayaan budaya ini menjadi warna tersendiri dan membawa keunikan yang menguntungkan.
Beraneka ragamnya budaya ini, menyebabkan besarnya perbedaan kebiasaan hidup dari masyarakat di satu daerah dengan masyarakat di daerah yang lainnya. Dalam sebuah permasalahan, dibutuhkan metode dan cara yang juga berbeda untuk penanganannya agar efektif ketika diterima oleh masyarakat tersebut.
Budaya ketimuran masih cukup kental di masyarakat kita, dimana norma kesusilaan dan kesopanan masih dijunjung tinggi dalam segala hal. Meski pada kenyataannya, arus globalisasi dan modernitas hampir merenggut semua itu dengan mudahnya budaya luar (budaya barat) masuk tanpa filter yang ketat. Hal ini jelas terasa ketika kita melihat gaya hidup dan pergaulan pemuda-pemudi yang rata-rata sudah mengalami pergeseran budaya. Bisa dikatakan, norma kesusilaan dan kesopanan hampir pupus seiring dengan perkembangan jaman.
Ironisnya, pergeseran kondisi sosial budaya ini tidak hanya terjadi di daerah perkotaan dan metropolitan, tapi juga sudah merambah ke daerah pelosok yang notabene jauh dari peradaban teknologi dan modernitas seperti di perkotaan. Sekali lagi, letak geografis ternyata tidak menjadi penghalang yang berarti bagi budaya luar untuk masuk dengan mudahnya.

EKONOMI
Masyarakat Indonesia memiliki beragam bidang mata pencaharian. Wilayah subur dan kaya akan sumber daya alam, menjadikan Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan mengarah ke negara maju. Petani, nelayan, pengusaha, peternakan, pedagang, teknisi, perbankan, tenaga kesehatan, dll semua ada disini.
Tingkat perekonomian Indonesia bisa dikatakan cukup baik dan stabil. Kesejahteraan sudah dapat dilihat di masyarakat, meski tetap saja di beberapa sisi masih ada juga masyarakat kita yang berada di bawah garis kemiskinan.
Roda pemerintahan dan perekonomian negara juga sudah berjalan cukup kondusif, walaupun pembenahan disana sini tetap harus dilakukan, terutama mengurangi tingkat korupsi yang masih cukup tinggi.
Kebijakan yang belum merata dan belum menyentuh masyarakat kelas bawah harus diperhatikan secara lebih, sebab hal ini akan mengkondisikan beberapa wilayah yang tidak terjangkau menjadi wilayah yang miskin dan jauh tertinggal dengan wilayah yang terjangkau serta dekat dengan titik pusat pemerintahan.
Tentu saja, kondisi tersebut akan dapat memicu konflik di masyarakat. Kecemburuan ekonomi akan dapat berkembang menjadi isu SARA, politik, dll. Ketika ini terjadi, maka akan menjadi masalah besar bagi bangsa dan negara Indonesia.

PENDIDIKAN
Gambaran pendidikan Indonesia juga tidak lepas dari teropong yang menarik. Tentu saja berkaitan dengan sosial budaya serta ekonomi diatas, pendidikan merupakan mata rantai dari lingkaran “setan” kehidupan masyarakat.
Pendidikan Indonesia, di beberapa bagian sudah memiliki kualitas yang setara dengan pendidikan di luar negeri, namun itu hanya sekelumit saja. Ternyata, faktanya masih sangat banyak pendidikan di Indonesia yang jauh dari kata “layak”. Layak tersebut dapat dimaknai mulai dari kondisi fisik sekolah seperti bangunan gedung, sarana dan prasarana yang tidak memadai, sumber daya manusia mulai dari tenaga pengajar, orangtua dan murid yang kurang dari kuantitas dan kualitas, hingga kondisi kurikulum yang belum efektif untuk menghasilkan generasi yang cerdas.
Banyak faktor yang menjadi penyebab, termasuk tingginya tingkat korupsi dan lemahnya budaya serta nilai-nilai kepatutan yang ada di masyarakat kita. Akan tetapi, bukan berarti semua itu menjadi kendala yang tidak bisa dipecahkan. Justru hal ini harus diperjuangkan agar pendidikan Indonesia bisa lebih baik ke depannya.

TUMBUH KEMBANG HIV/AIDS DI INDONESIA
Dari peneropongan di atas, salah satu yang menjadi persoalan besar negara kita adalah masalah HIV/AIDS. Permasalahan HIV/AIDS ini sangat berkaitan erat dengan kondisi sosial budaya, perekonomian serta pendidikan kita. Jika ditelaah secara mendalam, HIV/AIDS bukan hanya menjadi problem kesehatan, tapi juga problem sosial secara luas.
Ketika menjadi problem sosial secara luas, maka ini menjadi ancaman bagi bangsa dan negara terutama bagi generasi muda yang seharusnya dapat menjadi penerus bangsa yang bisa diandalkan untuk membesarkan Indonesia suatu saat nanti.

APA ITU HIV/AIDS ?
Add caption
HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh manusia serta mengganggu fungsi tubuh sehingga menurunkan daya tahan tubuh secara terus-menerus dan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Ketika sistem kekebalan mulai mengalami defisiensi, maka tubuh tidak dapat melakukan imunitas, sehingga infeksi dan penyakit mudah masuk dan menyerang tubuh tanpa adanya sistem yang berperan sebagai tameng perlawanan.
Sedangkan AIDS singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome, yaitu kondisi dimana gejala dan infeksi penyakit yang terjadi akibat virus HIV. AIDS inilah yang menunjukkan bahwa serangan virus HIV sudah menggerogoti tubuh manusia yang terjangkiti.
Secara umum, orang yang terinfeksi HIV tidak mengalami gejala awal. Karenanya, mereka yang terjangkit kebanyakan tidak menayadari bahwa dirinya sudah terinfeksi. Namun, biasanya ada beberapa gejala umum seperti gangguan kelenjar yang mengakibatkan demam tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi serta pembengkakan limpa. Hal ini terjadi karena tubuh sedang mengalami proses pembentukan antibodi akibat HIV (dikenal dengan istilah Seroconversion) dan terjadi setelah enam minggu hingga tiga bulan setelah terinfeksi.
Infeksi HIV mudah sekali menular dari satu orang yang terjangkit ke orang lain, untuk itu tes HIV sangat berperan penting untuk mendeteksi secara dini terjadinya infeksi pada diri seseorang, terutama untuk mereka yang berpotensi besar terjangkit.
Pada prinsipnya, HIV akan berkembang menjadi AIDS membutuhkan rentan waktu yang cukup panjang, yakni antara 8-10 tahun dan kategori positif AIDS rentan waktunya 10-15 tahun. Namun, dalam dunia kedokteran ada terapi yang dapat memperlambat perkembangan AIDS dan menurunkan jumlah virus dalam tubuh, yaitu terapi Antiretroviral.
 
SIAPA SAJA YANG RENTAN TERINFEKSI ?
Add caption
Mereka yang rentan terinfeksi HIV adalah mereka yang punya kebiasaan seks yang beresiko. Angka ini berada di urutan teratas karena HIV dapat menular secara cepat melalui hubungan seks yang tidak aman. Selanjutnya adalah mereka yang hidup dengan narkoba. Konsumsi narkoba dengan menggunakan jarum suntik secara bergantian (tidak steril) juga dapat dengan mudah menjadi saluran penularan HIV.
Wilayah rawan HIV/AIDS memang tidak bisa dideteksi secara detail. Namun, jika dilihat dari kategorisasinya, maka bisa dipantau bahwa tempat-tempat yang beresiko tinggi penyebaran HIV/AIDS adalah seperti lokalisasi pelacuran, diskotik dan tempat hiburan malam, bahkan petugas kesehatan juga potensi terinfeksi.

JUMLAH KASUS AIDS MENURUT TAHUN DI INDONESIA, 1987-SEPTEMBER 2012
NO
TAHUN
JUMLAH KASUS AIDS
1
s.d 2005
4.774
2
2006
3.439
3
2007
4.434
4
2008
5.134
5
2009
5.458
6
2010
6.476
7
2011
6.178
8
2012
3.541

TOTAL
39.434*

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi 2012
*Jumlah kasus AIDS di Indonesia pada triwulan 3 2012 mengalami perubahan dikarenakan ada proses perbaharuan data bersama Provinsi pada Bulan Mei 2012.

Melihat angka di tabel tersebut, meski mengalami penurunan namun jumlah kasus AIDS di Indonesia masih tergolong cukup tinggi.

UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS
Add caption
Secara spesifik, penularan HIV dapat diupayakan pencegahannya, diantaranya :
  • Hubungan seks dengan tidak berganti-ganti pasangan dan keduanya tidak terinfeksi
  • Tidak berhubungan seks secara bebas dengan mereka yang terinfeksi
  • Penggunaan pengaman (kondom) secara benar
  • Bagi pengguna narkoba dengan menggunakan jarum suntik, maka harus memakai jarum suntik yang steril atau yang sekali pakai (tidak bergantian)
  • Ketersediaan darah di PMI juga harus ketat dan sesuai dengan standar keamanan bebas HIV sebelum digunakan untuk kepentingan medis
PERSPEKTIF AGAMA
Semua agama pasti mengajarkan pada hal kebaikan. Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, memandang HIV/AIDS adalah sebuah problem besar yang harus terus diperangi. Penanaman nilai-nilai moral dan keagamaan menjadi hal mendasar yang berfungsi sebagai pondasi bagi kehidupan masyarakat. Nilai-nilai moral dan keagamaan inilah yang nantinya dapat menjadi tameng bagi masuknya hal-hal negatif di masyarakat.
Peningkatan keimanan dan jiwa religius terus gencar dilakukan baik di sekolah formal maupun melalui ceramah-ceramah keagamaan. Peran orangtua juga sangat besar dalam membentuk pola kehidupan beragama bagi anak-anaknya.
Mental takut akan Tuhan mestinya harus dipupuk sejak dini, agar setiap tindakan yang akan dilakukan oleh setiap individu senantiasa didasari oleh Tuhan. Hal ini menjadi sangat penting, agar kita tidak terjebak dalam kehidupan negatif seperti freesex, narkoba, minuman keras, kehidupan malam, dsb yang merupakan dosa besar di setiap agama yang tidak membawa kemaslahatan tapi justru musibah bagi mereka yang melakoninya.

PERSPEKTIF PENDIDIKAN
Pentingnya pendidikan dan pengetahuan informasi mendalam tentang HIV/AIDS dan seluk beluknya adalah hal utama lainnya. Hal ini bukan hanya disampaikan di sekolah formal, tapi juga melalui sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh penggiat-penggiat yang concern dengan HIV/AIDS.
Pendidikan dan sosialisasi ini menjadi sangat penting, agar kita mengetahui penyebab dan bahaya dari HIV/AIDS. Dengan pengetahuan dan informasi yang benar (tepat) maka diharapkan kita juga dapat meneruskan informasi ini kepada yang lainnya.
Di jaman yang modern ini, informasi lengkap mengenai HIV/AIDS sudah dapat ditemukan dengan mudah di dunia maya (internet) melalui situs-situs tentang HIV/AIDS. Ini menggembirakan, sebab akan lebih mudah informasi yang benar dan tepat bisa diunduh oleh kita yang mungkin belum berkesempatan untuk mengikuti sosialisasi di dunia nyata. Apalagi media internet juga sudah merambah dan akrab di kehidupan masyarakat saat ini.

PERSPEKTIF KESEHATAN
Upaya pencegahan HIV/AIDS lainnya yang utama adalah dari kacamata kesehatan. Sumbangsih dunia kesehatan terhadap problem yang cukup pelik ini diantaranya dengan mensyiarkan tentang bahaya freesex bagi kesehatan terutama bagi mereka yang gemar berganti-ganti pasangan, memicu penyakit menular seksual serta bahaya mengkonsumsi narkoba terutama melalui jarum suntik yang digunakan bergantian dapat menularkan berbagai penyakit termasuk AIDS.
Sosialisasi dampak freesex dan penggunaan narkoba bagi kesehatan individu juga marak dilakukan. Pada akhirnya akan menjurus pada dampak terinfeksi HIV/AIDS yang hingga saat ini masih belum ditemukan obat yang betul-betul dapat mematikan virus HIV ini.
Dan yang terkini adalah upaya kementerian kesehatan Republik Indonesia yang mulai mencanangkan penggunaan kondom sebagai salah satu cara pengamanan diri dari penularan HIV/AIDS terutama bagi mereka yang rentan terinfeksi.
 
PEKAN KONDOM NASIONAL 2012
Add caption
Seperti kita ketahui, bahwa semakin hari penderita HIV/AIDS semakin meningkat jumlahnya. Banyak sekali penyebabnya, diantaranya adalah kekurangtahuan masyarakat terhadap informasi benar mengenai HIV/AIDS. Hal ini menjadi tugas pemerintah dan mereka yang concern dengan HIV/AIDS untuk terus dipikirkan bagaimana solusinya. Setidaknya, bagaimana untuk meminimalisasikan keadaan ini.
Maka bertepatan dengan peringatan Hari AIDS sedunia (1 Desember), DKT Indonesia bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) kembali menyelenggarakan Pekan Kondom Nasional 2012. Tahun 2012 adalah tahun kelima diadakan Pekan Kondom Nasional ini.
Acara ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat penggunaan kondom dalam hubungan seks beresiko guna melindungi masyarakat dari bahaya penularan HIV/AIDS. Acara digelar sekaligus mensosialisasikan peran kondom dalam upaya pencegahan HIV/AIDS terutama di Indonesia.
Selain acara hiburan, dalam acara ini juga dibagikan kondom secara gratis sekaligus berbagi ilmu bagaimana cara penggunaannya secara benar agar dapat efektif sebagai pengaman ketika berhubungan seks.
Dengan memiliki pengetahuan yang benar tentang kondom, maka diharapkan masyarakat tidak memandang kondom sebagai sesuatu hal yang tabu dan negatif. Masyarakat diajak untuk berpikir positif dalam memaknai kondom, yakni sebagai salah satu pengaman dan pencegah tertularnya HIV/AIDS.
Add caption
Target ke depan adalah bagaimana mengajak masyarakat berperan aktif memerangi HIV/AIDS, dengan salah satunya mensosialisasikan kondom sebagai pengaman diri terhadap penularan HIV/AIDS. Pengetahuan yang benar akan dapat efektif diterima oleh masyarakat, setidaknya mereka akan memiliki frame of thinking bahwa kondom bukanlah sesuatu yang harus dimaknai secara negatif, tapi harus dimaknai secara positif dengan berlaku bijak dalam penggunaan dan pemanfaatannya (tidak disalahgunakan).
Jadi, melalui tulisan ini saya juga mendukung penuh dengan program Pekan Kondom Nasional dan turut mengajak siapa saja untuk ikut bersama-sama memerangi HIV/AIDS, khususnya di Indonesia.

STOP STIGMA NEGATIF KONDOM !
***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar