MENEROPONG MASYARAKAT
INDONESIA
SOSIAL BUDAYA
Add caption |
Indonesia adalah
negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam budaya dan kehidupan. Di
dalamnya, terdapat struktur masyarakat yang bersifat heterogen, sehingga
menjadi tidak mudah untuk menghadapi situasi dan kondisi yang ada. Konflik
cenderung tinggi tingkatannya, meskipun pada beberapa bagian kekayaan budaya
ini menjadi warna tersendiri dan membawa keunikan yang menguntungkan.
Beraneka
ragamnya budaya ini, menyebabkan besarnya perbedaan kebiasaan hidup dari masyarakat
di satu daerah dengan masyarakat di daerah yang lainnya. Dalam sebuah
permasalahan, dibutuhkan metode dan cara yang juga berbeda untuk penanganannya
agar efektif ketika diterima oleh masyarakat tersebut.
Budaya ketimuran
masih cukup kental di masyarakat kita, dimana norma kesusilaan dan kesopanan
masih dijunjung tinggi dalam segala hal. Meski pada kenyataannya, arus
globalisasi dan modernitas hampir merenggut semua itu dengan mudahnya budaya
luar (budaya barat) masuk tanpa filter yang ketat. Hal ini jelas terasa ketika
kita melihat gaya hidup dan pergaulan pemuda-pemudi yang rata-rata sudah
mengalami pergeseran budaya. Bisa dikatakan, norma kesusilaan dan kesopanan
hampir pupus seiring dengan perkembangan jaman.
Ironisnya,
pergeseran kondisi sosial budaya ini tidak hanya terjadi di daerah perkotaan
dan metropolitan, tapi juga sudah merambah ke daerah pelosok yang notabene jauh
dari peradaban teknologi dan modernitas seperti di perkotaan. Sekali lagi,
letak geografis ternyata tidak menjadi penghalang yang berarti bagi budaya luar
untuk masuk dengan mudahnya.
EKONOMI
Masyarakat
Indonesia memiliki beragam bidang mata pencaharian. Wilayah subur dan kaya akan
sumber daya alam, menjadikan Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang
dan mengarah ke negara maju. Petani, nelayan, pengusaha, peternakan, pedagang,
teknisi, perbankan, tenaga kesehatan, dll semua ada disini.
Tingkat
perekonomian Indonesia bisa dikatakan cukup baik dan stabil. Kesejahteraan
sudah dapat dilihat di masyarakat, meski tetap saja di beberapa sisi masih ada
juga masyarakat kita yang berada di bawah garis kemiskinan.
Roda
pemerintahan dan perekonomian negara juga sudah berjalan cukup kondusif,
walaupun pembenahan disana sini tetap harus dilakukan, terutama mengurangi
tingkat korupsi yang masih cukup tinggi.
Kebijakan yang
belum merata dan belum menyentuh masyarakat kelas bawah harus diperhatikan
secara lebih, sebab hal ini akan mengkondisikan beberapa wilayah yang tidak
terjangkau menjadi wilayah yang miskin dan jauh tertinggal dengan wilayah yang terjangkau
serta dekat dengan titik pusat pemerintahan.
Tentu saja,
kondisi tersebut akan dapat memicu konflik di masyarakat. Kecemburuan ekonomi
akan dapat berkembang menjadi isu SARA, politik, dll. Ketika ini terjadi, maka
akan menjadi masalah besar bagi bangsa dan negara Indonesia.
PENDIDIKAN
Gambaran
pendidikan Indonesia juga tidak lepas dari teropong yang menarik. Tentu saja
berkaitan dengan sosial budaya serta ekonomi diatas, pendidikan merupakan mata
rantai dari lingkaran “setan” kehidupan masyarakat.
Pendidikan
Indonesia, di beberapa bagian sudah memiliki kualitas yang setara dengan
pendidikan di luar negeri, namun itu hanya sekelumit saja. Ternyata, faktanya
masih sangat banyak pendidikan di Indonesia yang jauh dari kata “layak”. Layak
tersebut dapat dimaknai mulai dari kondisi fisik sekolah seperti bangunan
gedung, sarana dan prasarana yang tidak memadai, sumber daya manusia mulai dari
tenaga pengajar, orangtua dan murid yang kurang dari kuantitas dan kualitas,
hingga kondisi kurikulum yang belum efektif untuk menghasilkan generasi yang
cerdas.
Banyak faktor
yang menjadi penyebab, termasuk tingginya tingkat korupsi dan lemahnya budaya
serta nilai-nilai kepatutan yang ada di masyarakat kita. Akan tetapi, bukan
berarti semua itu menjadi kendala yang tidak bisa dipecahkan. Justru hal ini
harus diperjuangkan agar pendidikan Indonesia bisa lebih baik ke depannya.
TUMBUH KEMBANG HIV/AIDS DI INDONESIA
Dari
peneropongan di atas, salah satu yang menjadi persoalan besar negara kita
adalah masalah HIV/AIDS. Permasalahan HIV/AIDS ini sangat berkaitan erat dengan
kondisi sosial budaya, perekonomian serta pendidikan kita. Jika ditelaah secara
mendalam, HIV/AIDS bukan hanya menjadi problem kesehatan, tapi juga problem
sosial secara luas.
Ketika menjadi
problem sosial secara luas, maka ini menjadi ancaman bagi bangsa dan negara
terutama bagi generasi muda yang seharusnya dapat menjadi penerus bangsa yang
bisa diandalkan untuk membesarkan Indonesia suatu saat nanti.
APA ITU HIV/AIDS ?
Add caption |
HIV singkatan
dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan
(imunitas) tubuh manusia serta mengganggu fungsi tubuh sehingga menurunkan daya
tahan tubuh secara terus-menerus dan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Ketika sistem
kekebalan mulai mengalami defisiensi, maka tubuh tidak dapat melakukan
imunitas, sehingga infeksi dan penyakit mudah masuk dan menyerang tubuh tanpa
adanya sistem yang berperan sebagai tameng perlawanan.
Sedangkan AIDS
singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome, yaitu kondisi dimana gejala
dan infeksi penyakit yang terjadi akibat virus HIV. AIDS inilah yang
menunjukkan bahwa serangan virus HIV sudah menggerogoti tubuh manusia yang
terjangkiti.
Secara umum,
orang yang terinfeksi HIV tidak mengalami gejala awal. Karenanya, mereka yang
terjangkit kebanyakan tidak menayadari bahwa dirinya sudah terinfeksi. Namun,
biasanya ada beberapa gejala umum seperti gangguan kelenjar yang mengakibatkan demam
tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi serta pembengkakan limpa. Hal ini terjadi
karena tubuh sedang mengalami proses pembentukan antibodi akibat HIV (dikenal
dengan istilah Seroconversion) dan terjadi setelah enam minggu hingga tiga
bulan setelah terinfeksi.
Infeksi HIV
mudah sekali menular dari satu orang yang terjangkit ke orang lain, untuk itu
tes HIV sangat berperan penting untuk mendeteksi secara dini terjadinya infeksi
pada diri seseorang, terutama untuk mereka yang berpotensi besar terjangkit.
Pada prinsipnya,
HIV akan berkembang menjadi AIDS membutuhkan rentan waktu yang cukup panjang,
yakni antara 8-10 tahun dan kategori positif AIDS rentan waktunya 10-15 tahun.
Namun, dalam dunia kedokteran ada terapi yang dapat memperlambat perkembangan
AIDS dan menurunkan jumlah virus dalam tubuh, yaitu terapi Antiretroviral.
SIAPA SAJA YANG RENTAN TERINFEKSI ?
Add caption |
Mereka yang
rentan terinfeksi HIV adalah mereka yang punya kebiasaan seks yang beresiko.
Angka ini berada di urutan teratas karena HIV dapat menular secara cepat
melalui hubungan seks yang tidak aman. Selanjutnya adalah mereka yang hidup
dengan narkoba. Konsumsi narkoba dengan menggunakan jarum suntik secara
bergantian (tidak steril) juga dapat dengan mudah menjadi saluran penularan
HIV.
Wilayah rawan
HIV/AIDS memang tidak bisa dideteksi secara detail. Namun, jika dilihat dari kategorisasinya,
maka bisa dipantau bahwa tempat-tempat yang beresiko tinggi penyebaran HIV/AIDS
adalah seperti lokalisasi pelacuran, diskotik dan tempat hiburan malam, bahkan
petugas kesehatan juga potensi terinfeksi.
JUMLAH KASUS AIDS MENURUT TAHUN DI
INDONESIA, 1987-SEPTEMBER 2012
NO
|
TAHUN
|
JUMLAH KASUS AIDS
|
1
|
s.d
2005
|
4.774
|
2
|
2006
|
3.439
|
3
|
2007
|
4.434
|
4
|
2008
|
5.134
|
5
|
2009
|
5.458
|
6
|
2010
|
6.476
|
7
|
2011
|
6.178
|
8
|
2012
|
3.541
|
|
TOTAL
|
39.434*
|
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi 2012
*Jumlah kasus AIDS di Indonesia pada triwulan 3
2012 mengalami perubahan dikarenakan ada proses perbaharuan data bersama
Provinsi pada Bulan Mei 2012.
Melihat angka di
tabel tersebut, meski mengalami penurunan namun jumlah kasus AIDS di Indonesia
masih tergolong cukup tinggi.
UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS
Add caption |
Secara spesifik,
penularan HIV dapat diupayakan pencegahannya, diantaranya :
- Hubungan seks dengan tidak berganti-ganti pasangan dan keduanya tidak terinfeksi
- Tidak berhubungan seks secara bebas dengan mereka yang terinfeksi
- Penggunaan pengaman (kondom) secara benar
- Bagi pengguna narkoba dengan menggunakan jarum suntik, maka harus memakai jarum suntik yang steril atau yang sekali pakai (tidak bergantian)
- Ketersediaan darah di PMI juga harus ketat dan sesuai dengan standar keamanan bebas HIV sebelum digunakan untuk kepentingan medis
PERSPEKTIF AGAMA
Semua agama
pasti mengajarkan pada hal kebaikan. Indonesia yang mayoritas masyarakatnya
beragama Islam, memandang HIV/AIDS adalah sebuah problem besar yang harus terus
diperangi. Penanaman nilai-nilai moral dan keagamaan menjadi hal mendasar yang
berfungsi sebagai pondasi bagi kehidupan masyarakat. Nilai-nilai moral dan
keagamaan inilah yang nantinya dapat menjadi tameng bagi masuknya hal-hal
negatif di masyarakat.
Peningkatan
keimanan dan jiwa religius terus gencar dilakukan baik di sekolah formal maupun
melalui ceramah-ceramah keagamaan. Peran orangtua juga sangat besar dalam
membentuk pola kehidupan beragama bagi anak-anaknya.
Mental takut
akan Tuhan mestinya harus dipupuk sejak dini, agar setiap tindakan yang akan
dilakukan oleh setiap individu senantiasa didasari oleh Tuhan. Hal ini menjadi
sangat penting, agar kita tidak terjebak dalam kehidupan negatif seperti freesex, narkoba, minuman keras,
kehidupan malam, dsb yang merupakan dosa besar di setiap agama yang tidak
membawa kemaslahatan tapi justru musibah bagi mereka yang melakoninya.
PERSPEKTIF PENDIDIKAN
Pentingnya
pendidikan dan pengetahuan informasi mendalam tentang HIV/AIDS dan seluk
beluknya adalah hal utama lainnya. Hal ini bukan hanya disampaikan di sekolah
formal, tapi juga melalui sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh penggiat-penggiat yang concern dengan HIV/AIDS.
Pendidikan dan
sosialisasi ini menjadi sangat penting, agar kita mengetahui penyebab dan
bahaya dari HIV/AIDS. Dengan pengetahuan dan informasi yang benar (tepat) maka
diharapkan kita juga dapat meneruskan informasi ini kepada yang lainnya.
Di jaman yang
modern ini, informasi lengkap mengenai HIV/AIDS sudah dapat ditemukan dengan
mudah di dunia maya (internet) melalui situs-situs tentang HIV/AIDS. Ini
menggembirakan, sebab akan lebih mudah informasi yang benar dan tepat bisa
diunduh oleh kita yang mungkin belum berkesempatan untuk mengikuti sosialisasi
di dunia nyata. Apalagi media internet juga sudah merambah dan akrab di
kehidupan masyarakat saat ini.
PERSPEKTIF KESEHATAN
Upaya pencegahan
HIV/AIDS lainnya yang utama adalah dari kacamata kesehatan. Sumbangsih dunia
kesehatan terhadap problem yang cukup pelik ini diantaranya dengan mensyiarkan
tentang bahaya freesex bagi kesehatan terutama bagi mereka yang gemar
berganti-ganti pasangan, memicu penyakit menular seksual serta bahaya
mengkonsumsi narkoba terutama melalui jarum suntik yang digunakan bergantian
dapat menularkan berbagai penyakit termasuk AIDS.
Sosialisasi
dampak freesex dan penggunaan narkoba bagi kesehatan individu juga marak
dilakukan. Pada akhirnya akan menjurus pada dampak terinfeksi HIV/AIDS yang
hingga saat ini masih belum ditemukan obat yang betul-betul dapat mematikan
virus HIV ini.
Dan yang terkini
adalah upaya kementerian kesehatan Republik Indonesia yang mulai mencanangkan
penggunaan kondom sebagai salah satu cara pengamanan diri dari penularan
HIV/AIDS terutama bagi mereka yang rentan terinfeksi.
PEKAN KONDOM NASIONAL 2012
Add caption |
Seperti kita
ketahui, bahwa semakin hari penderita HIV/AIDS semakin meningkat jumlahnya.
Banyak sekali penyebabnya, diantaranya adalah kekurangtahuan masyarakat
terhadap informasi benar mengenai HIV/AIDS. Hal ini menjadi tugas pemerintah
dan mereka yang concern dengan HIV/AIDS untuk terus dipikirkan bagaimana
solusinya. Setidaknya, bagaimana untuk meminimalisasikan keadaan ini.
Maka bertepatan
dengan peringatan Hari AIDS sedunia (1 Desember), DKT Indonesia bekerjasama
dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) kembali menyelenggarakan
Pekan Kondom Nasional 2012. Tahun 2012 adalah tahun kelima diadakan Pekan
Kondom Nasional ini.
Acara ini
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat
penggunaan kondom dalam hubungan seks beresiko guna melindungi masyarakat dari
bahaya penularan HIV/AIDS. Acara digelar sekaligus mensosialisasikan peran
kondom dalam upaya pencegahan HIV/AIDS terutama di Indonesia.
Selain acara
hiburan, dalam acara ini juga dibagikan kondom secara gratis sekaligus berbagi
ilmu bagaimana cara penggunaannya secara benar agar dapat efektif sebagai
pengaman ketika berhubungan seks.
Dengan memiliki
pengetahuan yang benar tentang kondom, maka diharapkan masyarakat tidak
memandang kondom sebagai sesuatu hal yang tabu dan negatif. Masyarakat diajak
untuk berpikir positif dalam memaknai kondom, yakni sebagai salah satu pengaman
dan pencegah tertularnya HIV/AIDS.
Add caption |
Target ke depan
adalah bagaimana mengajak masyarakat berperan aktif memerangi HIV/AIDS, dengan
salah satunya mensosialisasikan kondom sebagai pengaman diri terhadap penularan
HIV/AIDS. Pengetahuan yang benar akan dapat efektif diterima oleh masyarakat,
setidaknya mereka akan memiliki frame of
thinking bahwa kondom bukanlah sesuatu yang harus dimaknai secara negatif,
tapi harus dimaknai secara positif dengan berlaku bijak dalam penggunaan dan
pemanfaatannya (tidak disalahgunakan).
Jadi, melalui
tulisan ini saya juga mendukung penuh dengan program Pekan Kondom Nasional dan
turut mengajak siapa saja untuk ikut bersama-sama memerangi HIV/AIDS, khususnya
di Indonesia.
STOP STIGMA NEGATIF KONDOM !
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar