Senin, 28 Januari 2013

LOW COST MODEL: Sebuah Gagasan Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik Gula PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)



Oleh : Fifin Chahyani R.N

            Pada masa sekarang peluang bisnis lebih berwarna dan kaya alternatif. Di dalam satu perusahaan yang menggeluti satu bidang produksi ternyata dapat melebarkan sayap ke bidang bisnis yang lain tanpa meninggalkan bidang bisnis utama. Hal ini menjadi satu wacana positif bagi perusahaan terutama dalam hal mengembangkan potensi sosial budaya. Saat ini perusahaan tidak dapat berdiri sendiri tanpa menyentuh masyarakat dan budaya lokal yang ada. Keberadaan sebuah perusahaan menjadi bagian dari sosial budaya sekitar, sehingga perusahaan harus memiliki kapasitas untuk merangkul masyarakat dan ikut melestarikan budaya.
            Dalam dunia bisnis, gaung positif dari nama perusahaan harus diciptakan semaksimal mungkin. Upaya pencitraan ini menjadi hal yang sangat penting terutama dalam meningkatkan potensi dan budaya perusahaan tersebut. Upaya pencitraan perusahaan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi jika perusahaan bukan tergolong pada kategori perusahaan yang mengedepankan modernitas dan tidak berorientasi pada pasar media sosial. Namun, bukan berarti lantas kita menutup diri untuk melakukan pengembangan dalam hal tersebut. Justru ini merupakan tantangan yang harus dihadapi dan disikapi lebih serius.
            PT. Perkebunan Nusantara X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi utama gula, dimana regulasi produksi sangat terbatas dan tidak memiliki orientasi up to date, sehingga selama ini kurang begitu ‘ramah’ di telinga masyarakat. Masyarakat mengenal gula, tapi tidak tahu bagaimana dan dimana gula itu diproduksi. Kondisi ini tentu saja menjadi sesuatu yang dilematis bagi PTPN X. Di tengah kontinuitas produksi yang terus merangkak naik, justru di sektor sosial budaya berada pada tingkat yang melemah. Padahal ini penting untuk memenuhi kriteria CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu tanggungjawab perusahaan kepada lingkungan sosial sekitarnya baik berupa fisik maupun non fisik. Tanggungjawab ini bukan saja meliputi pada sektor fisik seperti upaya pelestarian lingkungan (AMDAL), tetapi juga termasuk kebijakan-kebijakan yang bersifat sosial budaya. Salah satunya adalah bagaimana mengenalkan perusahaan kepada masyarakat, sehingga masyarakat memiliki rasa turut memiliki dan bangga dengan keberadaan perusahaan. Ini sangat penting bagi kelangsungan perusahaan, untuk menghadapi tantangan sosial ke depan yang lebih kompleks. Merangkul dan melakukan relationship yang baik dengan masyarakat mutlak harus dilakukan oleh perusahaan.
WISATA SEJARAH PABRIK GULA
            Tidak dapat dipungkiri bahwa pariwisata masih menjadi primadona bagi upaya pencitraan diri selain kesehatan dan pendidikan formal. Sektor bisnis pariwisata dinilai memiliki potensi besar untuk memperkenalkan sesuatu termasuk memperkenalkan diri perusahaan. Selain pemikiran ke arah peluang bisnis dan ekonomi, pariwisata juga punya kapasitas kemudahan masuk ke tengah-tengah masyarakat dibandingkan dengan sektor yang lain.
            Berbanggalah PTPN X yang memiliki akses cukup besar dalam upaya ekspansi bisnis ke arah pariwisata. Mengapa ? Sebab jika dirunut, PTPN X memiliki potensi wisata sejarah yang bernilai jual tinggi. Terutama pada sejarah pabrik gula-nya. Meskipun bukan bisnis utama, tapi kepemilikan bisnis wisata sejarah pabrik gula dapat diandalkan terutama untuk upaya pencitraan diri dan memperkenalkan PTPN X ke sektor yang lebih luas. Jika dipahami, maka ini akan lebih bernilai dibandingkan dengan sekadar berbicara ekonomi.
            Sektor pariwisata dewasa ini menjadi salah satu industri primadona di berbagai negara-negara berkembang. Potensi wisata yang berorientasi pada keindahan alam, budaya sejarah akan mendatangkan keuntungan bagi seluruh komponen-komponen yang terlibat didalamnya seperti pengelola tempat wisata, masyarakat di sekitarnya, pemerintah kabupaten setempat dan lainnya sebagainya. Namun hal tersebut harus di dukung dengan konsep pemasaran yang sesuai dan terpadu sehingga pemasaran dari objek wisata ini berhasil di kenalkan dan dapat menarik wisatawan.
            Seperti kita ketahui bahwa PTPN X memiliki sejarah perusahaan dan pabrik gula yang sarat dengan pengetahuan serta wawasan sejarah untuk dibagi kepada masyarakat luas. Hal ini juga didukung dengan konsep fisik perusahaan yang masih berciri khas khusus. Nilai-nilai budaya lama seolah masih tergambar tegas dalam setiap aktifitas maupun properti yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini menjadi nilai tambah ( value add ) dalam gagasan bisnis wisata sejarah pabrik gula PTPN X. Kepekaan akan gagasan bisnis wisata sejarah ini harus juga ditunjang dengan aksi menyikapi selanjutnya (tidak berhenti pada gagasan semata).
POTENSI BISNIS
            Berbicara potensi bisnis wisata sejarah (pabrik gula), maka dapat disimpulkan pada tiga (3) hal garis besar berikut ini :
1.      Kebijakan Kearifan Budaya Lokal
Kearifan lokal yang dimaksudkan disini adalah bagaimana mengupayakan kelestarian budaya setempat (lokal) termasuk didalamnya bagaimana menjalin hubungan baik dengan masyarakat dengan melibatkan mereka pada setiap event budaya yang diadakan oleh perusahaan. Prinsip ini menciptakan sinergi yang baik antara perusahaan untuk mewujudkan PTPN X yang dapat hidup berdampingan dengan budaya masyarakat tanpa menghilangkan budaya lokal masyarakat sekitarnya.
Menurut Rensis Likert mengenai teori human relations bahwa pendekatan secara hubungan manusiawi (human relations) memiliki anggapan dasar bahwa produktivitas ditentukan oleh norma sosial, bukan selalu ekonomi.
2.      Nilai Ekonomi ( Economic Value )
Berbicara bisnis, pasti berbicara ekonomi. Termasuk bisnis wisata sejarah pabrik gula PTPN X ini tidak akan lepas dari sisi ekonomi, terutama dalam hal memberi income tambahan bagi perusahaan. Perkembangan sektor tambahan unit usaha dalam bidang pariwisata akan dapat menghasilkan tambahan pendapatan perusahan di luar dari sektor inti perusahaan tanpa  melupakan sektor inti perusahaan yakni dalam produksi gula. Pendapatan dalam sektor pariwisata akan dapat memperkuat kebutuhan finansial dari perusahaan PTPN X. Oleh karenanya sektor pariwisata ini harus di kelola dengan profesional dan efisien.
Nilai bisnis lainnya adalah fungsi negosiasi (negotiation) yang dapat diprediksi bergerak maju ketika banyak pihak yang mengenal citra dan profesionalitas yang dimiliki PTPN X melalui usaha wisata sejarah pabrik tebu ini. Dalam hal ini tentu saja tujuan akhirnya adalah untuk pengembangan dan kemajuan perusahaan.
3.      Wawasan dan Pendidikan
Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan saja menjadi kewajiban dan tanggungjawab pemerintah, tapi juga setiap insan dan atau perusahaan. Membagikan wawasan mengenai sejarah dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya termasuk dalam upaya pencerdasan bangsa tersebut. Seperti kita ketahui bersama PTPN X merupakan salah satu perusahaan penghasil gula di Indonesia yang tertua dan terbesar di Indonesia, atas dasar sejarah dan kejayaan tersebut hal ini dapat di jual kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan masyarakat sekitarnya agar sejarah itu tidak hilang.
STRATEGI DAN MODEL PEMASARAN LOW COST
            Terkait dengan tiga potensi besar diatas, maka disini akan disajikan beberapa strategi dan rencana gagasan untuk mengembangkan bisnis wisata sejarah pabrik gula PTPN X, yaitu
1.      Kearifan Budaya Lokal
* Dengan mengadakan event budaya secara rutin seperti ritual membersihkan pabrik, karnaval pakaian zaman tempo dahulu, karnaval sepeda onthel, dan sebagainya yang mana dari event rutin yang unik ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat luas dan menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
* Melibatkan dan merangkul serta bekerjasama dengan masyarakat lokal dalam usaha home industry melalui produksi cinderamata (seperti gantungan kunci, makanan khas oleh-oleh, dll bagi wisatawan yang datang) atau usaha persewaan properti seperti sepeda onthel, baju zaman tempo dulu, jasa foto, dll.
2.      Nilai Ekonomi
* Dengan memasang tarif tiket masuk atau membuat harga paket wisata
* Keuntungan dari penjualan cinderamata
3.      Wawasan dan Pendidikan
* Dengan mengadakan guiding / penyampaian informasi mulai dari sejarah pabrik gula sampai pada penjelasan proses produksi dari awal sampai akhir oleh seorang guide / pemandu wisata
* Membangun museum mini yang menyimpan profil-profil pabrik gula dari tahun ke tahun
* Membuat website yang khusus mengeksplorasi tentang wisata sejarah pabrik gula PTPN X ini, mengingat jaman sekarang informasi juga harus dilakukan melalui media online sehingga dapat diakses oleh dunia yang lebih luas sekaligus sebagai media promosi yang efektif dan efisien
Pada prinsipnya, ketika menggeluti sebuah bisnis, haruslah didukung dengan keseriusan dan kematangan dalam segala hal yang mendukungnya. Pun dengan menjalankan bisnis wisata sejarah pabrik gula ini, keseriusan sangat diperlukan didalamnya. Artinya, segala hal yang memungkinkan untuk disiapkan dan dilakukan, kenapa tidak untuk dipenuhi. Proses pengembangan ini juga membutuhkan kesiapan sumberdaya manusia yang ada didalamnya. Untuk itu, diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus bagi mereka yang terlibat di dalam bisnis wisata sejarah pabrik gula PTPN X ini, agar tujuan utama dapat dicapai.
Sedangkan model pemasaran yang dinilai tepat untuk wisata sejarah pabrik gula PTPN X ini adalah strategi Low Cost. Model ini lebih mengedepankan cost yang cenderung rendah dan terjangkau dengan tidak mengurangi kualitas apa yang ‘dijual’. Artinya, dengan cost yang relatif rendah, tapi pengetahuan dan pelayanan yang dilakukan tetap harus dikedepankan.
Strategi low cost ini dianggap sesuai sebab sasaran utama wisata sejarah ini tak lain adalah pelajar ataupun mereka yang concern dengan pendidikan, meskipun pada prinsipnya tidak ada pengkhususan didalamnya (semua kalangan bisa berwisata sejarah ini). Dengan tarif atau harga yang terjangkau, diharapkan wisatawan yang datang dapat terpenuhi ‘kepuasannya’ yaitu memperoleh informasi, pengetahuan, belanja cinderamata, dll dengan budget yang terjangkau. Dengan tingkat kepuasan tersebut diharapkan wisatawan yang telah berkunjung dapat memberikan dan meneruskan informasi positif bagi yang lain, sehingga akan menambah intensitas kunjungan wisatawan ke wisata sejarah pabrik gula PTPN X ini.
Dengan model low cost, perusahaan dapat memanfaatkan media online (website) serta media sosial (facebook, twitter, dll) dalam upaya pemasarannya. Untuk promosi secara lokal, perusahaan dapat menjalin kerjasama dengan media massa setempat dan juga pemerintah daerah, sebab berbicara wisata sejarah maka juga akan berbicara budaya lokal yang berarti juga menjadi bagian dari warisan kekayaan budaya yang ada di daerah tersebut. Sejatinya, pemerintah daerah juga harus mensuport suksesnya gagasan wisata sejarah pabrik gula PTPN X ini.
Selain itu strategi low cost ini juga dapat digunakan sebagai media untuk mempertahankan keaslian dan kebersahajaan yang dimiliki PTPN X yang tertuang dalam wisata sejarah pabrik gula. Wisatawan diajak seolah-olah berada dalam masa sejarah pabrik gula, sehingga selain informasi sejarah dapat tersampaikan dengan efektif, wisatawan juga akan merasakan keunikan dan kekhasan wisata sejarah pabrik gula ala PTPN X ini.
Pada akhirnya demikianlah paparan sekaligus gagasan mengenai pengembangan wisata sejarah pabrik gula di PTPN X. Pemaparan ide dan opini mengenai potensi bisnis serta bagaimana model pemasarannya diharapkan dapat menjadi masukan (input) dan pertimbangan bagi PTPN X untuk lebih maju ke depannya dalam hal membuat kebijakan-kebijakan yang bersifat membangun potensi sosial dan budaya yang ada.

1 komentar: