Rabu, 09 Maret 2011

ORANGTUA SEBAGAI CENTRAL LOCK BAGI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA

Narkoba sudah merasuki berbagai kalangan dan umur di Indonesia. Mulai dari tingkat pemakai hingga pengedar. Bahkan saat ini, tidak ada lagi batasan yang jelas mengenai peredaran narkoba ini. Kalau dulu identik beredar di tempat-tempat hiburan malam, tempat-tempat prostitusi, di jalanan, dll. Tapi kini, narkoba sudah merambah ke rumah-rumah, tempat kos, bahkan sekolah. Pemakai dan pengedar bukan lagi kalangan terbatas, tapi juga sudah meliputi berbagai kalangan dengan berbagai tingkatan. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Profesi dari tukang becak hingga pengusaha. Semuanya dapat dengan mudah menjadi budak narkoba. Jadi sudah semestinya kita lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya narkoba ini. Baik dengan meningkatkan imtaq maupun meningkatkan pengetahuan-pengetahuan tentang bahaya narkoba, sehingga bisa membentuk defence, setidaknya bagi diri kita sendiri, terhadap pengaruh bahaya narkoba.

Selama ini sosialisasi yang diadakan oleh pihak-pihak terkait lebih ditujukan kepada kaum remaja dan muda saja. Yang menjadi target utama adalah siswa-siswi sekolah dan mahasiswa. Alasan yang ada karena mereka adalah generasi-generasi muda bangsa yang harus dilindungi dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Kalangan pelajar dianggap masih bersih dan dapat dihindarkan dari bahaya narkoba secara dini.

Sistem sosialisasi ini memang penting, karena mengena langsung pada sasaran kalangan pengguna yang menjadi incaran pelaku-pelaku pengedar narkoba, mengingat bahwa kalangan remaja dan muda masih memiliki sifat labil dan berada dalam tahap pencarian jati diri, sehingga cukup mudah mempengaruhi mereka.

Akan tetapi, semua itu rasanya menjadi sesuatu yang timpang dan agak kurang mengena, ketika orangtua tidak mendapatkan juga sosialisasi yang sama. Logikanya, anak-anak tahu informasi tentang narkoba tapi orangtua tidak. Hubungan yang tidak seimbang ini tentu saja dapat mengurangi komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Padahal, komunikasi ini sangat penting guna membentuk perlindungan orangtua terhadap anak terhadap bahaya dunia luar termasuk didalamnya narkoba.

Ketidaktahuan orangtua sangat fatal bagi perkembangan anak terutama remaja. Dimana seharusnya orangtua dapat menjadi sahabat bagi anak, sehingga dapat memfilter informasi-informasi yang didapat anak. Bisa dibayangkan jika orangtua tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahaya narkoba.

Untuk itu seharusnya target utama dari sosialisasi ini adalah para orangtua. Terutama mereka yang memiliki anak-anak remaja. Mengapa ? sebab berdasarkan fakta yang ada (sumber BNN) diketahui bahwa hampir 90 % orangtua tidak mengetahui jika anaknya terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, baik sebagai pengguna saja maupun pengguna dan pengedar. Padahal disini orangtua merupakan central lock dari berbagai tingkah laku remaja yang ada. Orangtua merupakan central point yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan pergaulan anak-anak mereka. Akibatnya, sangat fatal jika sampai orangtua tidak mengetahui anak-anaknya terlibat narkoba, apalagi tidak mengetahui sama sekali tentang apa itu narkoba dan bagaimana bahaya serta penyebarannya.

Harusnya ada sosialisasi berkala bagi kalangan orangtua, terutama di seputar wilayah terkecil seperti desa dan kecamatan. Sebab, seperti kita ketahui bahwa kebanyakan pengetahuan mengenai bahaya narkoba ini kerap tidak tersampaikan dengan baik hingga wilayah yang terkecil. Bisa ditebak, para orangtua yang berada di wilayah pedesaan dan kecamatan mengaku tidak tahu tentang bahaya narkoba dan seluk beluknya. Padahal, peredaran narkoba saat ini sudah merambah pesat di wilayah desa dan kecamatan.

Jika sudah demikian, maka yang seharusnya menjadi target utama dari sosialisasi penyalahgunaan narkoba adalah para orangtua. Hal ini guna untuk meminimalisasikan secara dini tentang penyalahgunaan narkoba di kalangan anak-anak melalui lingkup keluarga. Bukankah akan lebih baik jika pengetahuan tentang bahaya narkoba itu didapatkan anak-anak langsung dari orangtua atau keluarga ketimbang dari lingkungan luar yang begitu luas dengan beragam opini.

Pencanangan “Orangtua Cerdas Narkoba” sebagai simbol kampanye utama anti narkoba sudah saatnya disosialisasikan secara besar-besaran agar mendapat perhatian yang lebih bagi para orangtua di Indonesia. Narkoba bukan lagi sesuatu yang bisa dikesampingkan keberadaannya. Siapapun, dimanapun, bagaimanapun, kapanpun narkoba bisa menyelinap dengan mudahnya. Narkoba tak ubahnya penjahat nomor satu dibandingkan teroris. Tentunya kita sangat tidak menginginkan anak-anak kita menjadi korban kejahatan narkoba. Namun juga tidak dapat dipungkiri bahwa minimnya pengetahuan tentang narkoba ini menjadikan para orangtua lemah dalam melindungi anak-anaknya selain menyesali dan kecewa setelah mengetahui dengan terlambat bahwa anak-anaknya sudah terlibat penyalahgunaan narkoba yang melayangkan nyawa sebagai taruhannya.

Dengan demikian, sudah semestinya pihak-pihak penyelenggara sosialisasi lebih memfokuskan diri pada sosialisasi bagi kalangan orangtua sebagai langkah seimbang dengan upaya sosialisasi bagi kalangan remaja dan muda. Perbanyak kampanye-kampanye anti narkoba bukan hanya di lingkup perkotaan tapi juga di pedesaan dan kecamatan agar informasi yang sampai tepat pada sasaran dan bersifat menyeluruh merata.

Fien Prasetyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar